Jurnal Pembangun Sebuah Dinasti

kenapa-kenapaan

Posted in Uncategorized by dewey setiawan on 04/27/2006

tahukah kamu, pada saat-saat seperti, satu-satunya hal yang terasa nikmat sekaligus sesak adalah bermain kenapa-kenapa-an.

waktu kecil, di wc, aku baca artikel menarik di matra. artikel itu ditulis orang indonesia sedar. penulis, jika tak salah ingat, mengatakan bahwa salah satu masalah bangsa indonesia adalah suka bertanya: kenapa? sepintas tak ada masalah dengan pertanyaan ini. bangsa-bangsa besar dan kuat di dunia ini gemar bertanya kenapa. kenapa burung bisa terbang? kenapa manusia tua dan mati? kenapa ada siang-malam? dan seterusnya. orientasinya ke depan. memahami masa lalu dan sekaran untuk kemajuan di masa depan. dan seperti kita ketahui dengan kenapa yang semacam itu mereka mencapai kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi.

tapi kenapa bangsa kita agak lain. ingat lagu koes plus “why do you love me?” kira-kira semacam itulah kenapa kita. kenapa ini terjadi pada diriku, kenapa aku bertemu dengannya in the first place, dan …u name it. kenapa kita bukanlah usaha untuk memahami sesuatu, menguasainya atau memperbaikinya. kenapa kita ada rintihan. kenapa kita adalah penyesalan. tatapannya ke belakang. tak ada usaha bergerak ke depan.

lalu bagaimana dengan kenapa-kenapaanku. well, harus aku akui, meskipun aku tahu ini sikap yang dekaden, aku sempat tergoda untuk merintih juga. tapi aku juga berusaha untuk memahami masa lalu, tak sepenuhnya memang, dan mencoba beranjak ke depan. aku mengharapkan kemajuan dan … sayangnya…hehehe….tak kudapatkan.

aku alpa jika dalam masalah yang aku kenapa-kenapakan sekarang ini ada subyek lain selain diriku. dan sungguh jauh lebih sulit baginya untuk memahami, apalagi beranjak ke depan. bagiku jauh-jauh lebih mudah karena aku si pelaku, tersangka, terdakwa, dan (kini) terhukum. bad guy lah. dia adalah korban kekejian dan kebiadabanku. sleeping beauty.

nah, sekarang dia telah menjatuhkan suatu keputusan atau mudah-mudahan hukuman (karena hukuman mengenal masa). mau tak mau aku berkenapa-kenapa lagi. yang tipe merintih itu, terus terang…hehehehe. tapi aku mempersiapkan diri untuk berkenapa-kenapa yang positif. seperti yang aku lakukan saat ini. memahami sekali lagi dan semoga (god, please) secepat mungkin beranjak kembali ke depan.

menaruh beku ini

Posted in Uncategorized by dewey setiawan on 04/25/2006

dan pada pagi basah kuyup ini, aku ingin menelusup di ketiakmu, berhenti selamanya di sana, menaruh beku yang mengejarku, ke mana-mana.

aku benci perubahan, seperti kamu yang memeluk masa lalu. tapi…pernahkah kamu mundur lebih awal, menemui remaja berjerawat dengan cinta bulat nekat?

lalu melompatlah kembali dua langkah ke depan, tataplah mata yang menyembul di sela-sela pangkal lenganmu. seteruna dulu. seluka dulu.

aku belum menyerah. tak pernah. tak mau.

ma(l)u mati saja

Posted in Uncategorized by dewey setiawan on 04/20/2006

kemaren rasanya dah mau mati saja…hehehehe….malu sendiri kalo ingat. feeling much better now. dunno why. mungkin karena kamu?

jadi inget lagu kampungan anak potlot tuh…hehehe…nggak persis sich…aku masih bisa jauh, tapi nggak bisa tanpa dirimu….hihihihi….maluuuuuuuuuuu.

still hate you though.

OSHIT-OGREAT

Posted in Uncategorized by dewey setiawan on 04/13/2006

OSHIT
the dark hurricane right
behind me again

past is past
backward is backward
future is future
forward is forward

future
forward
OGREAT

orang-orang yg tidak menyenangkan

Posted in Uncategorized by dewey setiawan on 04/06/2006

semakin lama hidup, semakin sering aku bertemu orang yang tidak menyenangkan. semakin tua, semakin aku tak bisa melakukan apa-apa untuk membuat mereka menyenangkan. dan itu membuat mereka semakin tak menyenangkan bagiku.

aku membayangkan bahwa aku tiba-tiba dan entah oleh kuasa dari siapa boleh menghajar muka orang-orang yang tidak menyenangkan. dan mereka tiba-tiba dan entah oleh kuasa apa tak bisa membalas selama-lamanya. pasti menyenangkan dan mereka pasti akan menjadi lebih menyenangkan.

setelah membaca ini, kawanku, apakah menurutmu aku orang yang menyenangkan?