Jurnal Pembangun Sebuah Dinasti

bertemu tokoh idola

Posted in Uncategorized by dewey setiawan on 12/26/2008

dan aku hampir tak percaya aku tengah duduk berhadap-hadapan dengan salah satu otak terbesar di zaman kita. beliau jauh lebih flamboyan dari fotonya. sebenarnya ini bukan pertemuan pertama kami. dulu beliau pernah berkunjung ke kampusku saat aku masih menjadi mahasiswa dekil. saat itu aku hanya bisa memandanginya dari jauh.

beliau tak suka asap rokok. aku bersyukur aku sudah meminta pelayan untuk membereskan sisa-sisa korban bakaranku beberapa menit yang lalu. di dekat meja kami duduk beberapa komandan serdadu yang tengah mengawasi simulasi pembajakan di lobi hotel ini. asap rokok mereka berulang-berulang melanggar meja kami. ini mengingatkannya pada rapat para jendral di film g30s/pki. membawa ingatannya kembali pada kearoganan para serdadu di negeri orwellian ini, selain kumis tentu saja. iseng-iseng kuingatkan bahwa anggota komite sentral juga para perokok yang tangguh.

beliau alergi susu. katanya sudah dua hari ini rawat jalan ke toilet. padahal sudah ke klinik hotel malam sebelumnya. ini sebenarnya masalah lama yang beliau paham betul. cuma dua hari sebelumnya beliau melakukan uji nyali di kampung halamannya. kalap melihat susu segar. beliau meminta maaf jika tak bisa menemaniku lama-lama dan menerima ajakanku untuk berjalan-jalan.

namun beliau mencintai deodoran. saat keresahannya dengan dewan jendral di samping kami memuncak, beliau mengajakku pindah. aku menawarinya untuk pindah ke kafe di samping hotel. saat hampir sampai ke kafe itu beliau baru menyadari bahwa kafe itu merupakan bagian dari pusat perbelanjaan. tiba-tiba beliau mengurungkan niatnya untuk bertengger di kafe itu dan mengajakku mencari deodoran. armani, kenzo, atau boss. soal merk tentu sudah bukan masalah di kota yang makin kosmopolitan. yang jadi soal adalah jenisnya. beliau ingin deodoran yang spray, bukan roll-on atau stick. ini sempat membuat kami hilir mudik. sempat membuat beliau lupa dengan anjuran dokter. sempat membuatku lupa bahwa aku tengah berjalan bersama tokoh revolusioner.

the kere on trip

Posted in Uncategorized by dewey setiawan on 12/01/2008


sebenarnya banyak sekali yang ingin kuceritakan seputar perayaan ultahku tahun ini. tapi karena sudah kehilangan momen jadi agak malas. yang pasti tak kalah menyenangkan dibanding tahun-tahun sebelumnya. jika dua tahun terakhir aku merayakannya dengan keluarga dengan pergi ke bukit, tahun ini aku merayakannya dengan the kere, sindikat pemuja kenaikan gaji di tempat kerjaku. mertua kakakku tengah sakit keras. jadi kami khawatir terjadi apa-apa waktu kami di sana. sebagai gantinya kami makan-makan sekeluarga di waru.

the kere berangkat ke arca cottage, trawas, hari sabtu tanggal 22 desember. semua kererian datang lengkap dengan istri dan anak masing-masing kecuali pak boas dan kris. pak boas harus menunggu pak de-nya yang lagi opname sementara kris tak sreg jika berangkat tanpa istrinya, yang terlanjur mengikuti kegiatan lain. berikut adalah daftar hadir peserta the kere on trip:

1. pak anton, mbak meyna sang istri, dan arnold sang anak
2. agoes, meyta sang istri, dan valiant sang anak
3. adrie, mbak marina sang istri, dan uriel sang anak
4. marlon, mbak anita sang istri, dan martha sang anak
5. coy, mbak henny sang istri, tanpa anak
6. dewey, tanpa istri, tanpa anak (saknone arek iki, pek)

penderitaanku sebenarnya akan berkurang jika saja pak boas ikut. beliau ini statusnya lebih menarik dari statusku. tak ubahnya lagu ricky likur pedangdut mesum yang, puji tuhan, sudah tak pernah nongol di tivi lagi:

“dibilang bujang, aku punya istri
dibilang suami, aku bobok sendiri”

untuk menggotong kererian sak brayate ini kami harus menggunakan dua mobil. satu kami sewa, satu lagi punya sendiri. makanan kami siapkan sendiri. terima kasih khusus kepada mbak henny yang sudah mengatur logistik.

acaranya mengharukan sekali. sangat menyentuh sanubariku yang paling dalam. di antaranya adalah: makan, ngopi, tidur, karaoke, makan lagi, gitaran, makan lagi-makan lagi, ngebir, gitaran lagi, nyolong kembang, ngebir lagi, tidur, ngopi lagi-ngopi lagi, makan, baru mandi, bakar ikan, ngebir lagi, lagi, dan lagi, makan, minta kembang ke yang jaga (padahal sudah nyolong), dan pulang.

sampai jumpa tahun depan, brah!